Saat Jepang melancarkan invasi ke Jawa Barat pada Perang Dunia II , target utamanya adalah terlebih dahulu menguasai pangkalan udara Kalijati, Subang yang saat itu difungsikan sebagai basis angkatan udara terbesar Belanda. Setelah Kalijati dikuasai baru mereka merangsek kearah kota Bandung.
Sebetulnya Belanda pun sudah mengantisipasi ancaman dari arah Utara ini dari jauh-jauh hari dengan membangun benteng-benteng pertahanan melindungi Bandung antara lain di Pasir Ipis dan Gunung Puteri, Lembang. Saat serbuan menuju Bandung datang bulan Maret 1942, pertahanan Belanda di Ciater yang dilengkapi meriam dan satu brigade pasukan KNIL coba menghadang gerak maju pasukan Jepang pimpinan Kolonel Shoji ini.
Namun Jepang yang didukung pesawat-pesawat tempur yang sudah berpangkal di Kalijati tentu diatas angin. Walau laga ini berat sebelah pertempuran hidup mati di Ciater itu berlangsung sengit selama tiga hari yang berakhir setelah Belanda mundur karena kehabisan amunisi.
Pasukan KNIL yang tersisa mengevakuasi diri ke arah Cimahi melewati rute Benteng Gunung Putri yang kemudian dilanjutkan ke Benteng Pasir Ipis, perkebunan teh Sukawana, Parongpong lalu Cisarua. Sementara itu sebagian tentara KNIL yang tertangkap digiring ke sebuah puncak bukit disekitar benteng Gunung Putri untuk dieksekusi.
Saat kembali mengunjunginya bulan November 2022, suasana benteng hampir tak berubah dari belasan tahun lalu saat pertama kesini. Demikian pula dengan auranya, ditemani kabut yang datang dan pergi kita dapat membayangkan kengerian dibulan Maret 1942 ketika sisa-sisa tentara KNIL dibantai oleh pasukan Jepang disini. Tak ada salahnya mendoakan ketenangan bagi mereka. @districtonebdg